Beranda / Berita / Kebijakan / Perang Israel-Iran Memanas, Se...
Kebijakan

Perang Israel-Iran Memanas, Sektor Perkebunan Sawit Indonesia Penuh Ketidakpastian

Konflik terbuka antara Israel dan Iran yang terus memanas telah memicu kekhawatiran terhadap stabilitas kawasan Teluk Persia, jalur vital bagi distribusi minyak mentah dunia.

13 Juni 2025
11 menit membaca
Admin SahabatSawit
Perang Israel-Iran Memanas, Sektor Perkebunan Sawit Indonesia Penuh Ketidakpastian

Ilustrasi

Bagikan:

JAKARTA - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah antara Israel dan Iran bukan hanya mengguncang pasar energi dunia, tetapi juga memicu kekhawatiran serius.

Yakni berkaitan dengan rantai pasok dan ekspor komoditas global, termasuk minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia.

Konflik terbuka antara Israel dan Iran yang terus memanas telah memicu kekhawatiran terhadap stabilitas kawasan Teluk Persia, jalur vital bagi distribusi minyak mentah dunia.

Lonjakan harga energi akibat perang ini telah menimbulkan efek domino terhadap biaya produksi, distribusi, hingga logistik ekspor komoditas dari berbagai negara, termasuk Indonesia—produsen utama minyak kelapa sawit global.

Harga minyak mentah yang melonjak memengaruhi harga bahan bakar dan logistik global.

Ini berpotensi meningkatkan biaya operasional di sektor perkebunan, mulai dari transportasi TBS (Tandan Buah Segar), pengolahan CPO, hingga pengapalan ke luar negeri.

Selain itu, kekacauan geopolitik juga mendorong ketidakpastian di pasar global, termasuk pasar tujuan ekspor CPO.

Negara-negara Uni Eropa dan Asia Selatan—mitra dagang utama Indonesia dalam sektor sawit—mungkin akan lebih berhati-hati dalam perdagangan internasional akibat fluktuasi harga dan ketidakpastian ekonomi global.

Namun, di tengah tantangan ini, ada peluang tersembunyi. Krisis energi global yang dipicu konflik Israel-Iran dapat membuka jalan bagi energi alternatif berbasis nabati seperti biodiesel sawit.

Pemerintah Indonesia melalui program B35 dan rencana menuju B40 bisa mendapatkan momentum sebagai strategi jangka panjang memperkuat ketahanan energi domestik.

Menurut analis komoditas, permintaan terhadap bahan bakar nabati berbasis sawit bisa meningkat signifikan apabila harga minyak mentah terus meroket.

Ini akan menjadi peluang bagi pelaku usaha perkebunan sawit untuk memaksimalkan pasar domestik sebagai bantalan menghadapi fluktuasi ekspor.

Perang Israel-Iran menempatkan dunia dalam ketidakpastian baru, dan Indonesia—sebagai negara penghasil CPO terbesar—perlu bersiap.

Bagi para pelaku usaha perkebunan sawit, penting untuk memperkuat efisiensi produksi, mendiversifikasi pasar, serta memanfaatkan peluang di sektor energi terbarukan berbasis kelapa sawit sebagai strategi adaptif menghadapi gejolak global yang tak terduga. (zan)

Tag:

Perang IsraelIranGeopolitik Timur Tengah

Berita Terkait