JAKARTA - Pemerintah resmi melepas enam varietas unggul kelapa sawit dan kakao yang diklaim memiliki produktivitas tinggi, tahan penyakit, serta adaptif terhadap perubahan iklim. Inovasi ini diharapkan meningkatkan daya saing dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa pelepasan enam varietas unggul kelapa sawit dan kakao menjadi tonggak penting dalam penguatan sektor perkebunan nasional.
Menurutnya, varietas tersebut memiliki potensi hasil yang tinggi serta keunggulan dalam ketahanan terhadap penyakit dan adaptasi terhadap kondisi iklim yang terus berubah.
“Saya mengapresiasi kolaborasi antara pelaku usaha, lembaga riset, dan pemerintah yang telah menghasilkan inovasi varietas ini. Ini menjadi bukti nyata dukungan terhadap pengembangan komoditas perkebunan strategis Indonesia,” ujar Mentan.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, juga menyambut baik hasil sidang pelepasan varietas tersebut. Ia menegaskan bahwa seluruh varietas telah melalui penilaian ilmiah yang ketat dan transparan, serta menjawab kebutuhan nyata petani.
“Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang Direktorat Jenderal Perkebunan untuk memperkuat sistem perbenihan nasional. Kami ingin memastikan petani memiliki akses terhadap benih unggul yang adaptif dan berkualitas tinggi,” jelas Heru.
Dengan pelepasan varietas unggul ini, diharapkan para petani dan pelaku industri perkebunan kelapa sawit dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.
Pemerintah mendorong pemanfaatan varietas ini sebagai langkah nyata menuju keberlanjutan dan peningkatan kesejahteraan sektor perkebunan di Indonesia.
Sebelumnya Kementerian Pertanian melalui Tim Penilai Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan resmi melepas enam varietas unggul pada sidang pelepasan varietas semester I tahun 2025.
Dari hasil sidang, enam varietas resmi dilepas, terdiri atas empat varietas kelapa sawit dan dua varietas kakao.
Empat varietas kelapa sawit berasal dari dua perusahaan, yaitu PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP) dan PT Socfin Indonesia.
Tiga varietas usulan GSIP memiliki ketahanan moderat terhadap penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma), menjadikannya sangat relevan untuk wilayah dengan kasus endemis.
Sementara varietas usulan PT Socfin Indonesia memiliki karakter bunga jantan yang melimpah, berguna untuk meningkatkan efektivitas penyerbukan di kebun sawit.
Dua varietas kakao dilepas berkat kerja sama riset antara PT Mars Symbioscience Indonesia (MSI) dan BRIN. Varietas ini unggul dalam potensi hasil, kadar lemak tinggi, serta mampu beradaptasi luas berbagai kondisi agroklimat. (zan)