Beranda / Berita / Kebijakan / Sawit Jangan Jadi Karet Jilid ...
Kebijakan

Sawit Jangan Jadi Karet Jilid Dua— Pesan Keras Ketua GAPKI Kalbar di Borneo Forum 8

Lewat komunikasi, koordinasi, dan kerja sama erat lintas pihak, industri sawit diharapkan terus hidup, berkelanjutan, dan memberi manfaat nyata—bukan hanya bagi pengusaha, tapi juga bagi masyarakat dan Indonesia.

23 Agustus 2025
11 menit membaca
Admin SahabatSawit
Sawit Jangan Jadi Karet Jilid Dua— Pesan Keras Ketua GAPKI  Kalbar di Borneo Forum 8

Ketua GAPKI Cabang Kalbar, Aris Supratman. FOTO: FAUZAN/SAHABAT SAWIT

Bagikan:

PONTIANAK– Ada peringatan keras dari dunia sawit: jangan sampai komoditas primadona Indonesia bernasib sama seperti karet yang kini mati suri.

Ketua GAPKI Kalbar, Aris Supratman, menegaskan dalam Borneo Forum ke-8 didukung BPDP bahwa industri sawit harus sigap menghadapi tantangan bisnis keberlanjutan.

Borneo Forum ke-8 digelar 21-22 Agustus 2025 di Pontianak usai terlaksana.

Bagi Aris, pertemuan penting ini meninggalkan lebih dari sekadar catatan, selama dua hari diskusi.

Menurutnya, forum ini menghasilkan sejumlah poin penting yang diharapkan bisa menjadi masukan nyata bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan industri sawit.

“Puji syukur kepada Tuhan, Borneo Forum berjalan lancar. Namun pekerjaan tidak berhenti di sini. Hasil diskusi akan kita teruskan agar bermanfaat bagi semua pelaku sawit, baik korporasi maupun pekebun,” ujar Aris.

Ia mengingatkan bahwa tantangan industri kelapa sawit tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam.

Satu di anataranya penyakit ganoderma, yang disebutnya sebagai “silent killer” bagi perkebunan sawit.

Untuk itu, riset dan dukungan pemerintah sangat dibutuhkan agar kebutuhan CPO untuk program B40, industri hilir, hingga ekspor tetap terpenuhi.

Tak hanya itu, Aris juga menekankan pentingnya keberlanjutan.

Standar ISPO yang kini wajib harus dikawal bersama agar semakin banyak perusahaan dan kelembagaan pekebun bisa meraih sertifikasi.

“Sosialisasi program beasiswa BPDP, pendidikan, dan pelatihan SDM sawit harus diperluas agar makin banyak yang bisa menikmati manfaatnya,” katanya.

Kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat lokal juga disebut sebagai kunci terciptanya iklim sawit yang kondusif.

Kemitraan dengan masyarakat adat, penyelesaian sengketa dengan bermartabat, hingga peran CSR yang baik akan terasa bagi warga sekitar, menjadi syarat agar sawit tidak hanya menjadi mesin ekonomi, tapi juga motor pembangunan sosial.

“Kalau kita terlena, sawit bisa bernasib seperti karet,” tutup Aris mengingatkan.

Lewat komunikasi, koordinasi, dan kerja sama erat lintas pihak, industri sawit diharapkan terus hidup, berkelanjutan, dan memberi manfaat nyata—bukan hanya bagi pengusaha, tapi juga bagi masyarakat dan Indonesia. (zan)

Tag:

GAPKI Cabang KalbarGAPKIGAPKI KalselGAPKI RiauGAPKI KaltimKetua GAPKI Cabang Kalbar Aris SupratmanBorneo Forum 8

Berita Terkait