Beranda / Berita / Kebijakan / Dosen UI Ingatkan: Sawit Berke...
Kebijakan

Dosen UI Ingatkan: Sawit Berkelanjutan Linier dengan Kesejahteraan Petani dan Buruh

Kesejahteraan petani dan buruh harus menjadi indikator utama keberlanjutan, bukan hanya volume produksi.

5 November 2025
8 menit membaca
Admin SahabatSawit
Dosen UI Ingatkan: Sawit Berkelanjutan Linier dengan Kesejahteraan Petani dan Buruh

masa depan sawit Indonesia bergantung pada keseimbangan antara profit, manusia, dan planet. FOTO : GAPKI

Bagikan:

JAKARTA - Industri sawit tak cukup hanya bicara produktivitas dan ekspor. Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Surjadi, kunci keberlanjutan sawit justru terletak pada kesejahteraan petani dan buruh yang menjadi tulang punggung sektor ini.

Surjadi menilai, keberlanjutan sejati dalam industri sawit tak bisa dilepaskan dari aspek sosial. Banyak petani swadaya, kata dia, hidup dalam keterbatasan.

Mereka rata-rata hanya memiliki dua hingga tiga hektare lahan dan menghadapi persoalan klasik: sulitnya akses pupuk, modal, dan pendampingan teknis.

“Petani sawit kecil ini sering berjalan sendiri tanpa dukungan memadai. Padahal, kalau mereka dibina dan dikelompokkan, posisi tawarnya akan jauh lebih kuat,” ujarnya, dalam sebuah diskusi publik tentang peran industri sawit dalam perekonomian berkelanjutan.

Ia mendorong pemerintah maupun perusahaan besar untuk berperan aktif mendampingi kelompok petani agar mampu beroperasi secara efisien dan berkelanjutan.

“Selain petani, buruh perkebunan juga bagian penting dari ekosistem sawit. Mereka berhak mendapatkan penghidupan yang layak dan status kerja formal,” kata Surjadi.

Mengutip riset IPB University yang dipublikasikan dalam Forest Policy & Economics pada 2020, Surjadi menekankan bahwa konflik antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan bukan sesuatu yang tak terhindarkan.

“Dengan pengelolaan yang tepat, bahkan sawit di lahan gambut bisa mengurangi emisi tanpa mengorbankan produktivitas,” ucapnya. (zan)

 

Tag:

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas IndonesiaSurjadiriset IPB University Forest Policy & Economics

Berita Terkait