JAKARTA – Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto mengambil sikap keras terhadap praktik pembakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kerap dijadikan jalan pintas dalam membuka lahan pertanian maupun perkebunan.
Dalam rapat terbatas penanganan karhutla, Presiden menyampaikan bahwa perusahaan harus bertanggung jawab terhadap lahan konsesi yang mereka kelola, dan tidak lagi diberi ruang melakukan pembakaran.
“Sesuai arahan tegas Presiden Prabowo, tidak ada toleransi bagi siapa pun yang menggunakan api untuk membuka lahan. Baik itu individu maupun korporasi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Budi Gunawan, dikutip Minggu (3/8/2025).
Budi menyebut, pemerintah akan memperkuat pendekatan komprehensif yang menggabungkan penegakan hukum, penyediaan teknologi ramah lingkungan, serta kesiapsiagaan berkelanjutan.
Salah satu fokus utama adalah memberikan alternatif kepada masyarakat dan perusahaan agar tidak lagi bergantung pada praktik bakar lahan.
“Bapak Presiden sudah menginstruksikan penyediaan alat berat dan teknologi land clearing yang lebih modern dan tidak merusak lingkungan. Termasuk juga bantuan teknis melalui kementerian terkait,” jelasnya.
Langkah ini, menurut Budi, merupakan bentuk kehadiran negara dalam menyelesaikan akar masalah karhutla. Di sisi lain, ia menegaskan bahwa kebutuhan masyarakat untuk membuka lahan tidak bisa diabaikan. Namun, pendekatan yang digunakan harus berubah.
“Kita pahami kebutuhan ekonomi masyarakat. Tapi membakar hutan bukan solusi yang bisa dibenarkan. Karena dampaknya tidak hanya lokal, tapi juga regional dan internasional,” tambahnya.
Program bantuan teknologi itu rencananya akan diluncurkan secara bertahap, dimulai dari wilayah-wilayah dengan tingkat kerawanan Karhutla tinggi seperti Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Selain penyediaan alat, pemerintah juga akan memberikan pendampingan kepada petani serta pelaku usaha agar beralih ke metode yang lebih berkelanjutan.
Budi juga mengapresiasi Desk Koordinasi Karhutla yang disebut berhasil menekan jumlah titik api secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, dia mengingatkan bahwa upaya pencegahan harus terus ditingkatkan, mengingat musim kemarau dan potensi El Nino yang masih membayangi sejumlah daerah. (zan)