JAKARTA – Perundingan panjang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) akhirnya menunjukkan hasil konkret.
Indonesia berhasil mengamankan tarif bea masuk nol persen untuk ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) ke pasar Uni Eropa dengan kuota tahunan mencapai satu juta ton.
Keputusan ini diumumkan setelah Indonesia sukses meyakinkan Uni Eropa dalam babak akhir perundingan yang berlangsung hingga Jumat, 1 Agustus 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa selain CPO, fasilitas bebas tarif juga akan diberikan untuk produk turunan seperti Palm Kernel Oil (PKO). Namun, kuota untuk PKO masih akan mengacu pada volume ekspor tahun sebelumnya.
“Untuk Indonesia, dalam perjanjian tersebut kami menyepakati dua komoditas, CPO dan PKO. Untuk CPO disepakati kuota 1 juta ton per tahun,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta.
Kesepakatan ini dituangkan dalam exchange letter antara Pemerintah Indonesia dan Komisi Eropa yang menjadi panduan politik tingkat tinggi untuk mempercepat finalisasi IEU-CEPA.
Penandatanganan resmi dokumen penuh perjanjian ditargetkan akan dilakukan pada September 2025 di Jakarta.
Meski menjadi kabar baik bagi pelaku industri, kesepakatan ini juga membawa pekerjaan rumah besar bagi pemerintah. Di satu sisi, akses pasar terbuka dapat mengerek nilai ekspor sawit Indonesia.
Namun di sisi lain, Uni Eropa tetap menaruh perhatian serius terhadap isu keberlanjutan dan deforestasi yang selama ini menjadi sorotan dalam perdagangan komoditas agrikultur. (zan)