Beranda / Berita / Kebijakan / Gerbang Nol Persen Bea Masuk C...
Kebijakan

Gerbang Nol Persen Bea Masuk CPO: Saatnya Sawit Indonesia Bersinar di Pasar Eropa

Pertanyaannya, sudah sejauh mana pengusaha kelapa sawit Indonesia siap masuk ke pasar Eropa dengan standar tinggi mereka?

13 Juni 2025
18 menit membaca
Admin SahabatSawit
Gerbang Nol Persen Bea Masuk CPO: Saatnya Sawit Indonesia Bersinar di Pasar Eropa

Ilustrasi

Bagikan:

Ketika 27 negara Uni Eropa bersiap membuka pintu pasar mereka tanpa bea masuk, Indonesia menyiapkan langkah besar lewat Perjanjian IEU CEPA. Di dalamnya, sawit jadi bintang utama. Tapi, siapa yang paling siap memanfaatkan momentum bersejarah ini?

Pernah menjadi komoditas yang dicibir dan dihambat dengan berbagai isu, kini minyak kelapa sawit Indonesia (CPO) menatap babak baru.

Pemerintah tengah menuntaskan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA), sebuah terobosan yang menjanjikan bea masuk nol persen untuk produk ekspor unggulan, termasuk sawit.

“Kalau seluruh dokumen selesai September, maka proses ratifikasi bisa selesai dalam satu tahun. Tapi implementasi hanya bisa dilakukan jika semua negara anggota Uni Eropa sudah setuju,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers, Jumat lalu.

Hingga saat ini, penyusunan draf legal IEU CEPA telah mencapai 90 persen. Pemerintah menargetkan penandatanganan resmi pada kuartal II–III tahun 2026.

Namun, bukan hanya dokumen yang harus dipersiapkan. Di baliknya, ada tantangan besar: memastikan industri dalam negeri, khususnya sawit, siap menyambut pasar Eropa yang lebih terbuka.

Tarif Nol Persen, Bukan Sekadar Angka

Bagi kalangan eksportir sawit, kabar ini bisa menjadi angin segar setelah bertahun-tahun menghadapi hambatan tarif dan non-tarif dari Uni Eropa. IEU CEPA menjanjikan bahwa sekitar 99 persen produk Indonesia akan dibebaskan dari bea masuk, termasuk CPO.

“Uni Eropa akan memberikan preferensi tarif terhadap 98,61 persen dari seluruh pos tarif mereka. Mungkin tidak semua langsung nol persen di hari pertama, tapi secara bertahap, nyaris semua akan dibebaskan,” ujar Djatmiko Bris Witjaksono, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional.

Di sisi lain, Indonesia juga memberikan komitmen serupa: menurunkan tarif impor dari Uni Eropa hingga 97,75 persen pos tarif, atau mencakup 98,14 persen dari total nilai impor.

Pertanyaannya, sudah sejauh mana pengusaha kelapa sawit Indonesia siap masuk ke pasar Eropa dengan standar tinggi mereka?

Tantangan: Sertifikasi dan Isu Lingkungan

Eropa bukan pasar biasa. Di balik tarif nol persen, mereka menuntut standar tinggi: ketelusuran rantai pasok, sertifikasi keberlanjutan, dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.

Inilah pekerjaan rumah besar bagi industri sawit Indonesia yang selama ini masih menghadapi stigma negatif.

Dengan dibukanya akses pasar, sorotan terhadap praktik industri sawit Indonesia juga akan semakin tajam.

Tak cukup hanya membuka keran ekspor, pemerintah dan pelaku industri harus bergerak cepat memperbaiki tata kelola, memastikan transparansi, serta meningkatkan daya saing produk sawit secara berkelanjutan.

Peluang yang Tak Datang Dua Kali

Pemerintah memperkirakan, setelah implementasi penuh pada 2027, ekspor Indonesia ke Uni Eropa bisa meningkat hingga 50 persen dalam tiga tahun pertama.

Angka ini bukan ilusi, tetapi target yang bisa dicapai dengan kerja keras dan transformasi industri.

IEU CEPA bukan hanya soal perdagangan. Ini adalah momentum untuk mengubah wajah industri sawit Indonesia — dari yang defensif menjadi ofensif, dari hanya bertahan menjadi berdaya saing global.

Jika semua berjalan sesuai rencana, kuartal pertama 2027 bisa menjadi tonggak sejarah bagi industri sawit Indonesia. Gerbang pasar Eropa akan terbuka lebar, tanpa bea masuk, tapi hanya bagi mereka yang siap.

Bagi pengusaha sawit, inilah saatnya berbenah. Menyambut era baru dengan standar baru. Karena nol persen tarif hanyalah permulaan. Yang terpenting: apakah produk sawit kita layak masuk dan bertahan di sana? (zan)

Tag:

IEU CEPACPOAirlangga Hartarto

Berita Terkait