JAKARTA - Pemerintah Indonesia menyambut positif komitmen Uni Eropa (UE) yang mengakui kelapa sawit Indonesia sebagai sumber bahan baku berkelanjutan dalam kerangka perjanjian IEU-CEPA.
Langkah ini dinilai sebagai pencapaian strategis yang memperkuat posisi sawit Indonesia di pasar global.
“UE mengakui sawit Indonesia sebagai sumber yang sustainable untuk berbagai kebutuhan—mulai dari energi, makanan, hingga industri lainnya,” ujar Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, di Jakarta, Senin (5/8/2024), dikutip ANTARA.
Djatmiko menambahkan bahwa dalam perjanjian tersebut, sawit mendapatkan perlakuan khusus melalui protokol tersendiri. Hal ini belum pernah terjadi dalam perjanjian CEPA manapun sebelumnya.
“Ini menunjukkan betapa strategisnya sawit bagi Indonesia dan besarnya potensi pasarnya di Eropa,” katanya.
Pengakuan dari UE tak hanya berdampak secara ekonomi, tapi juga menjadi nilai politik yang signifikan di tengah kampanye hitam terhadap sawit selama ini.
Dengan status sebagai komoditas berkelanjutan, Indonesia semakin mantap memproyeksikan peningkatan ekspor sawit dan produk turunannya ke Benua Biru.
Indonesia pun menegaskan komitmennya untuk terus memastikan praktik budidaya sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Langkah ini tidak hanya memperkuat daya saing, tetapi juga membuka peluang kerja sama yang lebih luas dengan mitra dagang internasional. (zan/ANTARA)