Beranda / Berita / Kebijakan / Meredam Panas Industri dengan ...
Kebijakan

Meredam Panas Industri dengan Dialog Sosial Ala GAPKI Kalbar

Di tengah derasnya arus persaingan bisnis dan kritisnya pekerja terhadap kebijakan perusahaan, dialog sosial muncul sebagai jalan sunyi yang justru paling manjur meredakan perselisihan di dunia kerja.

13 September 2025
11 menit membaca
Admin SahabatSawit
Meredam Panas Industri dengan Dialog Sosial Ala GAPKI Kalbar

Seminar The 3rd IPOWU International Meeting di Pontianak, 8–13 September 2025.. FOTO: HUMAS

Bagikan:

PONTIANAK - Perselisihan di tempat kerja tak lagi harus berakhir di meja pengadilan atau jalanan demonstrasi. Mekanisme dialog sosial kini dipandang sebagai pendekatan terbaik untuk menciptakan hubungan harmonis antara pengusaha, karyawan, dan pemerintah.

“Dialog sosial adalah kunci sukses penyelesaian perselisihan industri,” kata Aldes Dwi Pikal, Pengurus Bidang Tenaga Kerja dan SDM, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Barat, saat menjadi narasumber dalam acara The 3rd IPOWU International Meeting di Pontianak, 8–13 September 2025.

Menurut Aldes, dunia kerja beberapa tahun terakhir menghadapi tantangan berlapis. Pekerja kini semakin kritis terhadap kebijakan perusahaan dan aktif menggunakan hak berserikat.

Di sisi lain, perusahaan dituntut beroperasi lebih efisien di tengah persaingan bisnis yang kian ketat. Sementara pemerintah tak hanya berperan sebagai regulator, tetapi juga mediator dan fasilitator.

Situasi itu makin pelik karena faktor eksternal, mulai dari keterbatasan aparat hukum dalam menangani kasus ketenagakerjaan hingga pergeseran peran serikat pekerja yang kadang dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis.

Dampaknya, demonstrasi, mogok kerja, hingga sweeping kerap dianggap jalan pintas untuk menuntut hak.

Aldes menekankan pentingnya perusahaan menyiapkan strategi jangka panjang untuk mencapai industrial peace. Ada tiga langkah utama yang bisa diterapkan.

Mulai dari memperkuat kapasitas SDM di bidang hubungan industrial, menumbuhkan kesadaran manajer di setiap lini agar berkomitmen membangun hubungan kerja sehat, serta menjalin hubungan eksternal yang baik dengan pemerintah, serikat pekerja, masyarakat, dan asosiasi bisnis.

“Jika semua pihak bisa duduk setara, saling percaya, saling menghargai, dan terbuka, dialog sosial akan menghasilkan solusi yang lebih berkelanjutan,” ujar Aldes.

Elemen lain yang tak kalah penting adalah rasa kebersamaan dan komitmen kuat menjaga keberlangsungan usaha.

Dengan memperkuat dialog sosial, perusahaan dan pekerja bukan hanya menyelesaikan sengketa, tapi juga menanam fondasi kokoh bagi ketenangan bekerja dan keberlangsungan usaha di masa depan. Sebuah investasi jangka panjang yang lebih murah daripada biaya konflik. (zan)

 

Tag:

GAPKI KalbarGAPKIkonflik sosialGAPKI KaltengGAPKI KalselGAPKI KaltaraGAPKI KaltimGAPKI RiauGAPKI Jambi

Berita Terkait