Ancaman banjir merupakan momok yang kerap menghantui sektor perkebunan, tak terkecuali perkebunan kelapa sawit.
Kerugian akibat banjir bisa sangat signifikan, mulai dari kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan, terganggunya proses panen dan pengangkutan hasil, hingga potensi gagal panen akibat tanaman yang terendam terlalu lama.
Menyadari permasalahan ini, inovasi teknologi tepat guna hadir sebagai solusi preventif yang menjanjikan.
Sebuah prototipe sederhana alat deteksi banjir kini tengah menjadi perhatian di kalangan praktisi perkebunan kelapa sawit. Terinspirasi dari kebutuhan akan sistem peringatan dini yang terjangkau dan mudah diterapkan, alat ini memanfaatkan prinsip dasar perubahan ketinggian air untuk memberikan notifikasi potensi banjir.
Berdasarkan video demonstrasi bideo lenglap ada pada akun tiktok James Carter Ramadhan (klik di sini).
Prototipe alat ini terdiri dari beberapa komponen utama yang mudah didapatkan.
Sebuah pelampung ringan terhubung dengan batang atau tuas. Seiring dengan kenaikan permukaan air, pelampung akan ikut naik, menggerakkan tuas tersebut.
Pergerakan tuas ini kemudian dapat dihubungkan dengan berbagai mekanisme peringatan, mulai dari bunyi bel sederhana, lampu indikator, hingga yang lebih canggih seperti pengiriman notifikasi melaluiShort Message Service (SMS) atau aplikasi pesan singkat jika dikembangkan lebih lanjut dengan modul sensor dan komunikasi.
Keunggulan utama dari alat ini terletak pada kesederhanaan desain, biaya pembuatan yang relatif rendah, dan kemudahan dalam pemasangan serta pemeliharaan.
Perkebunan kelapa sawit yang seringkali memiliki area yang luas dan tersebar dapat memanfaatkan alat ini di titik-titik rawan banjir seperti dekat sungai atau area drainase utama.
Dengan adanya peringatan dini, pihak perkebunan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, seperti mengamankan alat dan mesin, memindahkan hasil panen ke tempat yang lebih tinggi, atau mempersiapkan evakuasi jika diperlukan.
Prototipe Sederhana Cara Kerja Alat:
Bayangkan sebuah botol plastik bekas yang ringan dan kedap air (pelampung). Botol ini diikatkan pada sebatang bambu tipis atau tongkat ringan (tuas) yang dipasang secara vertikal di dekat area yang berpotensi banjir.
Bagian bawah bambu tertancap kuat di tanah. Ketika permukaan air mulai naik, botol plastik akan ikut mengapung ke atas, menarik bambu ke atas juga.
Di bagian atas bambu, bisa dipasang sebuah bendera kecil berwarna cerah atau sebuah lonceng kecil. Ketika bambu terangkat oleh naiknya air, bendera akan terlihat lebih jelas dari jauh, atau lonceng akan berbunyi, memberikan peringatan visual atau suara adanya kenaikan air.
Pengembangan teknologi tepat guna seperti alat deteksi banjir sederhana ini menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan ketahanan sektor perkebunan kelapa sawit terhadap bencana alam.
Meskipun masih dalam tahap prototipe, inovasi ini diharapkan dapat mendorong munculnya solusi-solusi lain yang lebih canggih dan terintegrasi.
Bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit, investasi pada sistem peringatan dini, sekecil apapun, merupakan langkah proaktif yang dapat meminimalisir kerugian dan menjaga keberlangsungan operasional di tengah tantangan perubahan iklim dan risiko bencana hidrometeorologi.
Adopsi teknologi sederhana namun efektif seperti ini dapat menjadi langkah awal menuju perkebunan kelapa sawit yang lebih tangguh dan berkelanjutan. (bud)